Latih Anak Membaca Sejak Dini Tingkatkan Minat Baca Indonesia
Foto: www.tefl-iberia.com
Ngomong-ngomong
tentang membaca ya, terus terang saya sudah suka membaca atau memiliki hobi
membaca sedari kecil, tepatnya saat kelas 1 (satu) Sekolah Dasar (SD). Sejak kecil
saya sudah akrab dengan buku-buku, apalagi kedua orang tua saya adalah seorang
guru yang sering kali membawa pulang buku-buku ke rumah.
Dan waktu itu pula di televisi (tv) cuma baru ada 1 (satu) stasiun tv yakni
TVRI. Berkat hobi ini
ternyata saya rangking terus, tidak jauh dari rangking 1 (satu) sampai rangking
3 (tiga). Mendapat rangking bagus, saya tidak pernah minta dihadiahi apa-apa
selain buku oleh kedua orang tuanya.
Sekarang saya sudah berumur 29 tahun dan saat
ini saya memiliki 2 (dua) orang adik, satu adik laki-laki yang sedang kuliah
dengan selisih umur 5 (lima) tahun, dan satu adik perempuan yang masih duduk
dibangku kelas 4 (empat) Sekolah Dasar (SD) dengan selisih umur 21 (dua puluh
tahun). Sebagai anak yang paling tua, ternyata kebiasaanku yang suka membaca ini
pun menular secara tidak langsung terhadap adik-adik saya. Saya bisa merasakan
nya, dulu mereka terkesan malas untuk membaca, mereka lebih suka nonton TV.
Terus mereka lihat kebiasaan saya dengan karakter saya sebagai anak yang
mandiri, aktif, pingin maju, mudah mendapatkan kesuksesan. Dari situ ternyata
secara alamiah mereka terinspirasi, semua tidak dipaksakan.
My Book Collections (dok pri)
Saya sebagai kakak hanya bersifat menumbuhkan
dan mendorong rasa cinta terhadap membaca atau menumbuhkan budaya membaca dalam
keluarga. Untuk mendorong ini, maka ujian-ujian yang berisi pendapat dari
buku-buku anjuran perlu diberikan dan dibudayakan.
Saat ini buat saya pribadi, membaca merupakan
hobi dan juga sebuah hasrat (passion).
Dengan membaca mampu memberikan satu pencerahan untuk jiwa ini selain
pengetahuan itu sendiri. Semua tergantung apa yang kita baca, dan tentunya
bacaan yang baik akan mendatangkan begitu banyak manfaat, tidak hanya bagi
pembaca tapi juga buat orang-orang sekitar seperti keluarga, sahabat
bahkan orang lain dengan sharing atau berbagi.
Melihat minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah
terus terang membuat saya prihatin, padahal buku adalah jendela dunia. Ungkapan
itu memang benar. Terus kenapa minat baca masyarakat
Indonesia masih sangat rendah ya? Menurut saya ya itu, karena minat baca tidak
tumbuhkan ketika masih anak-anak. Kenapa tidak ditumbuhkan ketika masih
anak-anak? Jawabannya ada pada orang tua.
Beberapa sumber mengatakan bahwa orang yang gemar membaca berawal
dari minat baca yang memang sudah tumbuh ketika masih anak-anak. Meskipun
tidak menutup kemungkinan, minat itu tumbuh ketika sudah besar. Banyak
kita lihat saat ini. Anak-anak pada rada malas membaca, dalam artian minat baca
mereka sangatlah rendah dan orang tua mereka tidak peka atau tidak paham akan
faktor yang menyebabkan anak-anak malas
untuk membaca. Sebenarnya faktor itu justru ada pada si orang tua sendiri. Seperti orang tua yang kerap kurang melatih anak-anaknya, apalagi seringkali si orang tua juga tidak suka akan membaca, sehingga anak-pun meniru.
Menurut saya, saat
hamil, seorang ibu harus memiliki kesukaan membaca. Karena kebiasaan ibu yang sering
membaca sejak anak dalam kandungan, bisa jadi berpengaruh pada anak dalam
tumbuh kembangnya. Karena ibu yang rajin membaca saat mengandung, tentu
biasanya akan rajin juga membaca ketika anaknya sudah lahir, efenya anak-pun
meniru. Seperti kata pepatah, “alah bisa karena biasa”. Namun jika ibu membaca
saat mengandung dan setelah anak lahir tidak lagi rajin membaca, maka ini tidak
akan berpengaruh.
Saat ini sudah hadir
Stiletto Book, Penerbit Buku Perempuan
sebuah platform atau situs sosial media (website) yang mendedikasikan diri
menerbitkan buku-buku fiksi maupun nonfiksi yang berkaitan dengan dunia
perempuan atau wanita. Alangkah bagus kija seorang ibu terutama sedang hamil
atau habis melahirkan membaca buku dari Stiletto Book, Penerbit Buku Perempuan ini. Karena di situs
sosial media ini, para wanita terutama dengan usia berkisar antara 17 – 40
tahun bisa mendapatkan buku panduan yang berkaitan dengan dunia perempuan, dari
karier, keuangan, asmara, kesehatan, dunia ibu dan anak, kecantikan, psikologi
dan sebagainya. Tugas kita hanya membuka linknya dan membuat akun atau
mendaftar di Stiletto Book Club. Sehingga di situs ini juga akan tercipta
pertemanan atau komunitas. Misalnya tercipta kedekatan dari buku bacaan yang
sama-sama disukai. Jadi sangat cocok diakses atau di pesan buku-bukunya oleh
ibu-ibu atau para wanita Indonesia, apalagi saat sedang hamil.
Sumber Foto: flpjaya.com
Ibu yang suka
membaca tentunya akan menjadi orang tua yang nyaman dan bahagia yang tentu
berpengaruh baik/positif bagi tumbuh kembang anak baik saat dalam kandungan
maupun setelah lahir. Kegiatan-kegiatan positif
sangat penting untuk dilakukan oleh seorang ibu saat mengandung,
misalnya sepanjang membaca, ibu bisa mendengarkan musik favorit atau kegiatan
lain yang membuat ibu tenang dan nyaman serta tidak stress.
Kembali lagi ke
faktor yang menyebabkan anak-anak malas untuk membaca. Ada faktor lain misalnya, orang tua melatih anak-anaknya dengan
cara yang kasar, tidak lembut, seperti membentak. Akhirnya anak merasa berlatih
membaca itu sebagai paksaan dan beban yang pada akhirnya anak menjadin tidak
suka membaca. Faktor lainnya bisa juga karena rasa ingin tahu anak yang kurang
ditumbuhkan. Maka dari itu, saat anak usia 4-5 tahun bertanya tentang ini itu,
sebaiknya selain dijawab langsung, juga dapat dilatih mencari jawaban rasa
ingin tahunya dengan cara melihat buku yang berkaitan. Hal ini membuat anak
mengerti bahwa pengetahuan ada di buku atau tulisan. Intinya disini orang tua
harus jadi contoh.
Minat baca atau
mengajarkan membaca pada anak dapat ditumbukan dan diterapkan sesuai usianya.
Orang tua dapat menumbuhkan kebiasaan ini sejak anak usia 2 tahun, hal ini
dapat dimulai dengan melatih anak melihat benda-benda nyata dan gambar terutama
yang dikenal anak atau yang disukai si anak. Anak yang mengenal banyak benda
dan gambar atau poster, kemudian berlatih membacanya tentu akan menyenangkan.
Begitu juga jika anak kita memiliki kesukaaan seperti burung, buah-buahan atau
ilmu pengetahuan, kita sebagai orang tua
dapat membelikannya buku-buku tersebut sesuai tingkat usianya. Misalnya
anak melihat burung dan buah, kemudian anak mencoba menunjuk gambar dari benda
yang dimaksud atau dilihatnya.
Dulu ketika saya kecil, orangtua saya memajang beberapa gambar
atau poster di dinding rumah. Poster-poster tersebut antara lain seperti poster
nama buah-buahan, poster huruf, poster angka dan poster nama hewan. Baru saya
sadari, ketika saya sudah dewasa, ternyata secara tdak langsung, poster-poster
tadi telah 'menumbuhkan' minat baca saya. Waktu saya kecil saya sering dituntun
oleh orangtua saya, mereka menunjukkan sebuah gambar buah dan saya menebaknya,
begitu seterusnya hingga secara tidak langsung saya sebenarnya sudah belajar
membaca. Saya beruntung, orangtua saya menyediakan media sederhana ini di dalam
rumah. Nah, sayangnya, poster-poster semacam ini sudah mulai jarang saya temui.
Selanjutnya Anak
juga dilatih bagaimana membuka buku sehingga motorik halusnya berkembang.
Kegiatan mewarnai juga baik untuk mendukung minat baca dan kemampuan motorik
anak. Karena sejak dini anak akan belajar menyamakan variasi benda-benda
sebagai dasar anak berlatih membaca.
Kemudian anak di
usia 3-4 tahun, mulai dilatih melihat buku bergambar dan dilatih untuk menyebut
nama-nama benda yang ada di gambar. Oleh karena itu, anak juga sebaiknya
diberikan cerita atau dongeng dari gambar yang ada. Dengan begini akan semakin
meluaskan wawasan anak sehingga kesukaannya terhadap membaca tidak hanya
dalam satu bidang, namun juga akan suka
membaca tema-tema lain.
Selanjutnya pada
usia 5 tahun anak mulai dikenalkan buku bergambar yang ada tulisannya. Tidak
perlu terlalu banyak tulisan agar anak nyaman melihat buku bergambar. Selain
itu, mulai juga ajarkan anak untuk mengenal simbol huruf dan angka.
Selanjutnya ketika
anak memasuki usia 6 tahun dan seterusnya, anak dapat distimulasi atau
diberikan buku yang dia suka. Tetap harus kombinasi antara tulisan dan gambar.
Dari situ orang tua dapat memberi pertanyaan dalam bentuk 5 W 1 H; what (apa),
who (siapa), when (kapan),) where (di mana), why (mengapa) dan how (bagaimana)
dari isi buku bergambar yang anak baca. Hal ini bertujuan untuk melatih
pemahaman bahasanya.
Kemudian cara
lainya, juga tidak boleh lupa bekerja sama dengan sekolah supaya anak diberikan
tugas membaca, misalnya tugas membaca 2-3 lembar buku setiap hari. Agar lebih
termotivasi, beri juga si anak tugas menuliskan isi cerita buku yang dibacanya,
yang tugas tersebut ditandatangani oleh orang tua dan guru. Tugas ini sebaiknya
mulai diberikan pada anak kelas 2 SD.
Saat ini buku yang kita
baca tidak hanya dalam bentuk fisik saja. Seiring perkembangan teknologi ada
juga elektronik book (e-book) atau buku digital dalam berbagai format yang
dapat dibaca melalui gadget atau ponsel android kita. Dan sekarang, tidak hanya
orang dewasa, anak-anak juga banyak yang akrab dengan gadget/android. Jika
biasanya mereka menggunakan gadget/android untuk bermain game, orang tua bisa
mulai mengenalkan e-book pada anak dan pastikan terus mendampinginya. Artinya
jika si anak mengakses atau membuka e-book dari gadget, maka pastikan ia
membuka e-book tersebut. Jika anak didampingi dan diawasi, maka akan
berpengaruh pada minat bacanya. Namun jika tidak diawasi, bisa jadi membuat
anak enggan membaca dan justru bermain game.
Penutup
Banyak cara agar
anak rajin membaca. Mari pahami pentingnya kebiasaan membaca sejak dini. Menumbuhkan minat baca anak sejak kecil berarti
kita mulai mengenalkannya dengan huruf-huruf dan angka-angka meskipun tidak
secara langsung. Menumbuhkan minat baca anak sejak kecil berarti merangsang
ketertarikan terhadap bacaan kepada anak. Tidak harus buku, dengan memajang
gambar-gambar seperti nama-nama buah dan hewan-hewan di dinding-dinding rumah
misalnya. Ya! Poster buah-buahan, hewan maupun ilmu pengetahuan lainnya sangat
membantu merangsang minat baca anak.
Sekali lagi, mari tumbuhkan minat baca sejak ia kecil, bahkan
sejak masih balita. Jangan terlalu memaksa dan menuntut, melainkan pakailah cara
yang lebih bisa diterima anak yaitu dengan memotivasinya, mengapresiasi usaha
kecilnya, dan terus memberikan stimulus-stimulus agar minat bacanya dapat
meningkat.
Untuk itulah,
menurut saya, salah satu cara meningkatkan
minat baca adalah dengan menumbuhkan kebiasaan membaca sejak kecil. Dengan
begitu, nantinya seseorang akan selalu memiliki kerinduan terhadap bacaan
hingga kelak dewasa.
Di era globalisasi
sekarang ini, ragam cara orang untuk mendapat bahan bacaan memang semakin
banyak. Tidak hanya lewat buku fisik saja, tapi dapat juga mengunduh dari
internet. Kemudian ini lantas memunculkan komunitas yang tergerak menumbuhkan
minat baca sedini mugkin, terutama pada kaum wanita yang mayoritasnya lebih
banyak dibanding laki-laki.. Lihat saja, kini juga sudah ada format online yang
memudahkan para pengunjungnya mencari buku yang diinginkan. Tautan di jejaring
sosial pun memungkinkan kita tersambung ke bahan bacaan apa pun. Stiletto Book contonya.
Web site Stiletto
Book ini buat saya, akan membuat orang tua terutama para ibu dan anak-anak kita
lebih dekat dengan buku-buku, apalagi di tengah rendahnya budaya membaca pada
sebagian besar masyarakat Indonesia
Semoga dengan
membaca buku-buku yang diterbitkan Stiletto Book, Penerbit Buku Perempuan, para perempuan terutama yang telah
menikah, hamil dan memiliki anak, semakin menambahkan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan kecerdasan yang dapat ditularkan ke anak. Dan Semoga dengan
kehadiran situs media sosial Stiletto Book dapat turut membantu meningkatkan
minat baca masyarakat Indonesia.
Nama Lengkap:
Ikhwanul Farissa
Akun Media Sosial:
https://www.facebook.com/ikhwanul.farissa
, https://twitter.com/Icha_Farissa18
, dan https://www.instagram.com/ikhwanulicha/
Email:
ikhwanulfarissa@gmail.com
Perayaan hari buku nasional gak bisa dilepaskan dari minat baca. Banyak cara dilakukan untuk meningkatkan minat baca, seperti yang dilakukan oleh best western kemayoran yang membagi-bagikan buku gratis.
BalasHapus