Aetra Save Our Water For The Next Generation
Air bersih yang kita perlukan sangat
bergatung pada bagaimana cara kita memperlakukan bumi yang kita diami ini. Air sewaktu-waktu
dapat habis dan bukannya tidak mungkin di masa mendatang air akan semakin
langka bahkan punah. Untuk itu, diperlukan kesadaran dan refleksi diri kita
untuk menyelamatkan air di bumi khusunya air tanah Jakarta. Hanya ada satu
tindakan sederhana namun berdampak besar bagi kehidupan kita, yakni mulai hemat
air. Kita tahu penggunaan air dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya krisis air bersih di Indonesia
pada Tahun 2025. Sedangkan kegiatan mencuci pakaian adalah pemakaian air
terbesar kedua setelah untuk keperluan mandi.
Aetra sebagai perusahaan yang bekerja
menggunakan air bersih perpipaan mengedukasi masyarakat akan pentingnya untuk
mengoptimalkan penggunaan air bersih atau pentingnya menghemat air menuju
kelestarian air bersih dan air tanah jakarta demi keberlangsungan hidup bagi
generasi mendatang.
Ketika ketersediaan air bersih makin
terbatas, maka dibutuhkan upaya pengendalian kebutuhan dan konsumsi oleh semua lapisan
masyarakat. Kondisi air bersih di Indonesia sebenarnya sejak beberapa tahun
belakangan (dari tahun 2005) terus terjadi kelangkaan. Di beberapa kawasan
Indonesia seperti Pulau Jawa telah mengalami defisit air sebesar 2,809 miliar
m3, Sulawesi 9,232 miliar m3, Bali 7,531
miliar m3 dan Nusa Tenggara Timur 1,343 miliar m3. Di ibu kota Jakarta, sampai
Tahun 2013 cakupan layanan air bersih baru mampu menjangkau sekitar 38% dari
total jumlah populasi (10,1 juta jiwa). Jika sepersepuluh dari warga Jakarta dapat
mengubah perilakunya untuk menghemat air, maka dapat membantu laju krisis air.
Keluarga di rumah memiliki peran yang besar dalam mengajarkan perilaku
penggunaan air secara optimal demi kelestarian air untuk masa depan generasi
mendatang yang lebih baik dan cerah. Lebih dari itu, menghemat air juga secara
langsung dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. Ibu di rumah dapat memulai
mengubah perilaku keluarga dalam penggunaan air bersih dari sekarang secara
optimal melalui 3 P, yakni pengurangan, penggunaan kembali dan pelestarian air.
Melestarikan atau penghematan air
untuk kehidupan anak cucu kita di masa depan dapat dimulai perlahan dalam
keseharian, mulai dari hal-hal terkecil dalam kegiatan kita sehari-hari. Dan
itu harus dimulai dari diri kita sendiri dahulu, apalagi di saat-saat seperti
sekarang ini dimana terjadi krisis air bersih akibat kemarau panjang yang
melanda sebahagian besar kawasan Indonesia, termasuk Jakarta. Adapun hal-hal
yang perlu dilakukan dalam penghematan air melalui 3P sebagai tindakan nyata
dalam upaya pelestarian air bersih terutama di Jakarta dan penyelamatan air
tanah Jakarta di keseharian kita seperti:
1.
Mandi dengan shower, daripada gayung dan bathtub
Mandi menggunakan shower dapat menghemat air lebih dari
60% dibandingkan jika mandi dengan gayung yang dapat menghabiskan sekitar 15
liter air atau dengan bathtub yang
paling tidak menghabiskan 100-300 liter air. Jika kita belum memiliki shower,
biasakan menggunakan hanya satu gayung air dan waslap saat mandi untuk
mengurangi penggunaan air.
2.
Matikan air kran ketika mencuci
tangan dan mengosok gigi
Kita sering kali menghidupkan kran
air saat kita sedang mencuci tangan dan mengosok gigi. Kebiasaan ini harus
diubah, jangan lupa untuk mematikan air ketika kita sedang melakukan hal-hal
tersebut di atas. Air yang terus mengalir sementara kita sedang disibukkan
dengan kegiatan lain ini, tentu saja menjadi suatu pemborosan.
3.
Tampung air hujan
Air hujan yang ditampung sangat
banyak manfaatnya dalam rangka penghematan air. Air hujan yang ditampung dapat
digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci pakaian, kendaraan, alat-alat dapur
bahkan untuk mandi. Dengan begitu kita akan menghemat penggunaan air bersih
untuk kebutuhan-kebutuhan lain seperti minum dan kakus misalnya yang lebih
penting.
Untuk hal yang lebih canggih lagi,
kita dapat menampung air hujan dengan sistem Rain Harvesting Changi Airport yang memanfaatkan
air hujan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air bersih. Sistem
ini menggunakan penampungan air (reservoir) bawah tanah di suatu lahan atau di
bawah gedung misalnya, dan air nya berasal dari dua sumber yakni, atap dan
permukaan tanah melalui paving pori.
Sistem akan dapat mengakomodasi 30-35 %
dari total kebutuhan air yang digunakan. Penempatan reservoir di bawah gedung
lebih baik dibandingkan dengan yang di suatu lahan. Selain dapat menghemat
penggunaan lahan dan dapat mengoptimalkan air yang jatuh atau turun dari atap
gedung , penempatan reservoir di bawah gedung amat penting karena mampu
mengurangi pengambilan air tanah yang dapat menyebabkan turunnya permukaan
tanah. Untuk meningkatkan jumlah air yang masuk ke reservoir dari
permukaan tanah di sekitar gedung, kita dapat memanfaatkan paving batako phorus. Dari hasil riset penelitian , pori-pori pada
batako phorus ini dapat meresapkan air sekitar 12-19% dan terkumpul pada
jaringan pipa yang ada di bawahnya. Di bawah lapisan batako phorus terdapat
lapisan pasir dan kerikil yang berfungsi menyaring kotoran yang terbawa air.
Pipa pada halaman gedung telah didesain khusus dengan lubang-lubang kecil di
bagian atasnya. Maka untuk itu, sistem ini diperkirakan dapat memenuhi 75
persen kebutuhan air para penghuni gedung. Hal ini dapat memungkinkan, karena
perluasan area tangkapan air hujan di halaman gedung telah didukung dengan
sistem perpipaan yang telah terintegrasi yang memungkinkan air yang tertampung
dalam resevoir jauh lebih banyak. Dengan luas area atau tangkapan air seluas
2000 meter persegi dapat memenuhi kebutuhan air baku 75 %.
Sumber gambar: www.rainwaterharvesting.org
4.
Gunakan ulang alat makan dan pakaian jika
belum terlalu kotor
Jika peralatan makan dan pakaian kita dirasa
belum terlalu kotor, sebaiknya gunakan kembali agar tidak perlu menambah jumlah
alat makan dan pakaian yang dicuci. Karena sering berganti alat makan seperti
piring dan gelas serta pakaian, akan membuat kita lebih banyak menggunakan air
untuk mencucinya.
5.
Pelihara tanaman dan rumput untuk
penghijauan dan membuat resapan air
Tanaman dan rumput yang ditanam untuk
penghijauan akan membantu bumi mengolah kembali air yang terserap ke dalam
tanah untuk menjadi air bersih. Begitu juga dengan membuat lubang resapan
biopori yang dapat meningkatkan daya resapan air dan mengatasi banjir.
Orang tua dituntut menjadi panutan
keluarga agar langkah-langkah kecil yang disebutkan di atas dapat ditiru dan
diikuti oleh anggota keluarga yang lain. Dan langkah Aetra mengajak seluruh
lapisan masyarakat untuk berhemat air demi generasi mendatang dengan
menggunakan air bersih perpipaan, diharapkan dapat mengubah perilaku terutama
keluarga Indonesia untuk menghemat air terutama dalam kehidupan sehari-harinya
demi menyelamatkan air tanah terutama ibu kota Jakarta.
Semangat!
BalasHapusTerima kasih,
HapusTerima kasih,
HapusArtikel yg menarik, terutama di bagian reservoir penampungan air hujan ,keren banget di situ
BalasHapusKeren! semoga sistem Rain Harvesting Changi Airport dapat semakin diterapkan di ibukota dan kota-kota lainnya.
BalasHapus