Lama Tak Datang Ke Pustaka Unsyiah, Sekarang Bikin Takjub
Lama Tak Datang Ke Pustaka Unsyiah, Sekarang Bikin Takjub (Tugu ISO, foto dok pri)
Perpustakaan merupakan jantungnya perguruan tinggi. Ketika saya kuliah
waktu itu di Unsyiah (Alumni Fakultas MIPA/2004-2009), saya memahami betul kalimat ini. Saya
merasakan ketika kita belajar di perguruan tinggi, sifatnya lebih individual.
Kita harus mengolah sendiri informasi dan ilmu pengetahuan yang kita dapat.
Dalam artian tidak hanya mengandalkan curahan ilmu pengetahuan dari dosennya
saja. Beruntung dengan adanya perpustakaan Unsyiah,
sedikit banyak telah membantu atau mempermudahkan saya dan lainnya dalam
mengolah informasi dan pengetahuan, mencari dan menemukan sumber-sumber
literatur yang relevan dengan masalah yang kami dihadapi waktu itu. Sehingga perkuliahan
yang kami jalani pun dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kami telah menganggap Pustaka Unsyiah sebagai
“Jantungnya
Unsyiah”. Hal ini berarti perpustakaan
memiliki peranan penting di dunia pendidikan, yakni sebagai “jembatan”
program pendidikan sekaligus sebagai sumber informasi dan tempat menyebarluaskan
ilmu pengetahuan. Bukankah jika jantung lemah, tubuh lainnya
juga akan menjadi lemah! Ini artinya
jika perpustakaan lemah, akan berpengaruh pula terhadap institusi tempat
perpustakaan bernaung. Sebaliknya jika jantungnya baik, akan baik pula
tubuhnya. Sehingga jika perpustakaan baik, maka akan baik pula
lembaga/institusinya.
Dan sekarang (2017), setelah 3 (tiga) tahun tidak pernah lagi datang ke
Pustaka Unsyiah, karena sudah bekerja tetap di
Aceh Barat, saya dibuat melongo dan takjub saat pertama kali datang, di awal tahun 2017 bersama teman-teman alumni dan 2 (dua) rekan
lainnya yang masih berstatus mahasiswa.
Setelah melakukan Check in dan scan barcode (scanning) Kartu tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Anggota
Perpustakaan (KTA) saat masuk, tiba-tiba
salah satu rekan kami yang masih kuliah bertanya,
“Maaf pak, saya ingin mencari beberapa literatur tentang
penelitian saya,” ujar Arman sambil menunjukkan list buku yang dicari.
“Sebentar ya, saya cek dulu di OPAC,” Kata pustakawan sambil
melakukan pencarian buku di sistem
OPAC.
“Saya mau pinjam yang ini pak,
boleh kan pak?” Ujar Arman kembali sambil menunjukkan 3 (tiga) hasil penelitian
tentang ekologi tumbuhan.
“Tentu saja boleh, hasil penelitian yang ini bentuknya file pdf,
kalau adik mau silahkan kunjungi katalog online kami di www.opac.acehresearch.org, adik bisa men-donwload pdf tersebut sesuai
kebutuhan penelitiannya”, balas pustakawan sambil menjelaskan sumber koleksi
yang dimaksud.
“Baik pak, terimakasih, ini
benar-benar bagus, sangat penting untuk rujukan penelitian saya,” kata Arman dengan
nada puas karena telah menemukan rujukan yang selama ini dia cari-cari.
Awalnya kami yang alumni tidak tahu
mengenai portal aplikasi OPAC. Namun setelah rekan kami Arman berdialog dengan
pustakawan ketika ia ingin mencari dan menemukan beberapa literatur terkait
bidang penelitiannya, kami pun akhirnya tahu.
Saat saya
menanyakan lebih lanjut ke pustakawan tersebut, ternyata Pustaka Unsyiah telah
dan terus melakukan beragam inovasi-inovasi terbaru hingga sampai saat ini. Salah
satunya ditandai dengan munculnya layanan publik portal aplikasi. Menurut
pustakawan tersebut, di portal aplikasi Pustaka Unsyiah, tersedia 13 aplikasi
yang dapat diakses oleh mahasiswa secara gratis untuk memperoleh literatur atau
jurnal-jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, yakni dari Online Public Access Catalog (OPAC), Electronik Theses and Dissertations
(ETD), Open Educational Resource
(OER), UILIS Mobile, e-journal, e-reference, e-Repository,
Unsyiah Union Catalog (UUC), Springerlink, ebrary, ProQuest, EBSCO HOST, dan INFOTRAC.
Pustaka
Unsyiah menyediakan komputer yang bisa digunakan untuk mengakses OPAC agar
memudahkan pengunjung mencari buku atau referensi lainnya dan mempercepat
pencarian. Portal aplikasi OPAC ini juga dapat diakses
dengan laptop. Ketika membuka halaman OPAC kita cuma perlu mengetik
judul buku atau nama pengarang, lalu klik pencarian, dan kita akan
disuguhkan informasi mengenai status dan letak buku yang kita cari. (Gambar; www.library.unsyiah.ac.id)
Aplikasi
UILIS Mobile yang bisa di download di Google Playstore, yaitu sebuah
aplikasi pengaya untuk mengakses koleksi Perpustakaan Unsyiah yang menyediakan
fasilitas penelusuran koleksi bibliography dan fulltext. (Gambar: www.uilis.unsyiah.ac.id)
"Wah ini sungguh
luar biasa buat Pustaka Unsyiah, “jantungnya unsyiah” ini telah benar-benar sehat
dan kuat ya!” Ujarku kepada teman-teman, mereka semua mengangguk sambil
tersenyum.
Betapa tidak, perpustakaan Unsyiah terus berkembang dengan pesat, begitu banyak perubahan dan kemajuan yang
sudah terjadi, terutama dari segi layanan, sarana dan prasarana serta koleksi
di perpustakaan. Saya pikir sekarang Pustaka Unsyiah telah
dapat dan secara nyata memberikan sesuatu yang amat diperlukan oleh
penggunanya.
UPT Perpustakaan Unsyiah terus berbenah untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada pemustakanya. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya pelayanan check in yang
telah berjalan lancar selama ini. Dengan menggunakan KTM dan KTA, setiap pemustaka
dapat langsung melakukan scan barcode (scanning) KTM atau KTA sebelum masuk ke perpustakaan
pada counter check in. (foto; www.library.unsyiah.ac.id)
Pustaka
Unsyiah sekarang juga sudah membuka layanan malam. Dulu waktu saya kuliah belum
ada.
(Gambar; www.library.unsyiah.ac.id)
Setelah saya dan teman-teman puas berkeliling-keliling perpustakaan unsyiah guna melihat semua sudut yang sekarang tampak jauh
berbeda, kami pun sepakat menyatakan jika saat ini PustakaUnsyiah telah memiliki banyak keunggulan. Apa sajakah itu?
1. Banyak teknologi dan ide-ide baru yang diterapkan,
terutama dalam meningkatkan layanan kepada pengguna, baik itu mahasiswa, dosen
dan masyarakat lainnya.
2. Pelayanan yang ramah dan bersahabat dari para
pustakawan dan petugas perpustakaan. Seperti petugas perpustakaan yang memberi penjelasan mengenai koleksi, layanan,
fasilitas yang ada, dan cara-cara menggunakan fasilitas itu serta bagaimana
menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi pengguna. Pelayanan yang ramah dan
bersahabat ini moga tetap dipertahankan dan dikedepankan ya!
3. Pemberian waktu layanan juga cukup maksimal yang
memungkinkan pengguna dapat mengakses perpustakaan dengan baik dan mudah. Seperti perpustakaan telah
memberikan akses penuh kepada pengguna untuk mendownload dan
menyimpan salah satu koleksi hasil penelitian dalam bentuk pdf. Hal ini sesuai
dengan tujuan utama perpustakaan sebagai media penyebaran informasi di era
keterbukaan informasi dan teknologi.
4. Adanya pemberian kemudahan dalam mengakses
perpustakaan, seperti pemberian kesempatan untuk meminjam beberapa buah buku
dengan syarat dan ketentuan yang jelas dan tidak memberatkan.
5. Buku yang dipinjam boleh dibawa pulang dengan
syarat buku tersebut harus dijaga dengan sebaik-baiknya oleh peminjam.
6. Penyediaan bahan-bahan di perpustakaan baik berupa
buku maupun nonbuku saat ini sudah cukup melengkapi, sehingga pengguna dapat
merasakan bahwa perpustakaan Unsyiah merupakan tempat yang tepat untuk mencari
pengetahuan yang diinginkan.
7. Kondisi perpustakaan yang nyaman, aman, tentram
dan harmonis.
Saya pikir dengan segala keunggulan yang dimiliki oleh Pustaka Unsyiah, tentu akan sangat menarik minat baca
masyarakat luas. Nantinya tentu akan mempengaruhi tinggi rendahnya kunjungan ke
perpustakaan serta pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Karena yang harus dingat
dan digarisbawahi; Bila minat baca
rendah maka pustaka sebagai wadahnya akan ditinggalkan, tetapi jika minat baca
masyarakat tinggi maka pustaka akan dicari ke mana saja.
Saran Sedikit Untuk Perpustakaan Unsyiah
1.
Perlu
Membuka Layanan Keliling
Kita sudah mengetahui, dalam memberikan layanan Pustaka Unsyiah sudah memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai
klub seperti blogger, penulis dan pembaca juga ada. Di samping itu pendidikan, pelatihan
hingga galeri seni budaya juga sudah banyak dilakukan. Namun saya pikir
jangkauan layanan perpustakaan perlu diperluas lagi, seperti adanya layanan
perpustakaan keliling. Sebab sebagian besar penduduk kita tinggal di pedesaan,
di mana sebagian masyarakat-nya
masih banyak yang buta huruf. Sementara masyarakat di perkotaan sudah mengenal
kemajuan teknologi melalui internet. Faktor geografis, pendidikan, dan ekonomi tentu
menyebabkan mereka yang tinggal di pedesaan memiliki keterbatasan dalam akses
informasi.
Di Jakarta
dan hampir sebagian besar kota-kota di Pulau Jawa, layanan perpustakaan
keliling sudah gencar dilakukan, demi meningkatkan minat baca masyarakat
terutama anak-anak. (Foto; www.jakarta.go.id)
Perpustakaan
Unsyiah terus berusaha meningkatkan jumlah pengunjungnya dengan mengadakan
kegiatan menarik setiap pekannya, salah satunya pertujukan seni musik. (Foto; www.library.unsyiah.ac.id)
Koleksi perpustakaan
keliling saya pikir perlu dibuka dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya
sesuai kebutuhan masyarakat yang dilayani. Sebab pemberian sesuatu yang tepat
akan menggembirakan dan diharapkan mampu memotivasi pihak yang diberi. Dampak
lebih luasnya, ikut mendorong peningkatan minat baca dan literasi informasi
masyarakat. Dan masyarakat
yang literat terhadap
informasi ini akan semakin membekali masyarakat untuk menghadapi pesaingan
bebas di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
2.
Jadikan
Sebagai Tempat Yang Bersifat Rekreatif
Kita harus mengetahui
jika salah satu fungsi perpustakaan adalah sebagai wahana rekreasi kultural
bagi para pemustaka atau dalam arti yang lebih luas sebagai tempat untuk
menyegarkan badan pikiran, sehingga setelah berkunjung ke perpustakaan pikiran
menjadi fresh kembali.
Hal ini sudah sudah
tertuang jelas dalam pasal 1 ayat 1 UU.No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan,
yakni bahwa "perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis,
karya cetak dan/karya rekam, secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan
rekreasi para pemustaka". Selain itu pada pasal 3 juga menyebutkan bahwa
perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Menurut Undang-Undang
tersebut jelas perpustakaan umum merupakan tempat untuk rekreasi sekaligus
sebagai wahana wisata pendidikan. Perpustakaan dengan fungsi rekreasi tersebut
dapat lebih dikembangkan menjadi fungsi yang lebih meningkatkan daya
kreatifitas masyarakat, seperti menghasilkan kreasi atau karya baru yang boleh
saja berpijak dari karya-karya orang lain yang telah dipublikasikan.
Selain itu fungsi
perpustakaan sebagai tempat rekreasi juga menjurus pada rekreasi yang bersifat
kultural, dan transfer ilmu pengetahuan, dimana perpustakaan menjadi titik
temunya. Masyarakat atau pemustaka dapat menikmati rekreasi kultural,
menghadirkan efek refresh dengan membaca dan mengakses berbagai sumber
informasi hiburan dan bacaan-bacaan yang ringan, menyenangkan dan menarik atau
bacaan best seller seperti : novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya, untuk
semua lapisan masyarakat, tidak hanya bacaan untuk kepentingan ilmiah saja.
Di
luar negeri, terlihat beberapa pengunjung sedang asyik bermain minigolf di
library yang disediakan pihak perpustakaan untuk melengkapi fungsi perpustakaan
sebagai tempat rekreasi. (Foto; duniaperpustakaan.com)
Kehadiran fungsi rekreasi ini diharapkan membawa
kesan yang baik bagi para pengguna atau pemustaka. Pemustaka tidak hanya
gembira berhasil menggali informasi, tapi juga merasa nyaman, gembira, senang,
terhibur, segar, dan mempunyai kenangan berkunjung ke perpustakaan. Kenyamanan
tersebut juga berperan pada tingkat konsentrasi pengunjung saat berusaha
menangkap materi demi materi yang dibaca dan yang dilihatnya di perpustakaan.
Berdasarkan fungsi dan
harapan di atas, maka sudah seyogyanya Pustaka Unsyiah untuk
mampu menyediakan berbagai hal dan aspek terkait, agar fungsi rekreatif dapat
berjalan dengan baik. Karena apabila perpustakaan mampu menciptakan suasana
yang rekreatif, menghibur, menyenangkan tanpa menghilangkan sisi edukatif, maka
hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan minat
dan daya tarik masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, sehingga akhirnya
masyarakat menjadi “dekat” dengan perpustakaan.
Salah satu sudut ruang baca di Pustaka Unsyiah lantai 1, dapat lebih disulap yang menciptakan suasana yang rekreatif, menghibur, menyenangkan tanpa menghilangkan sisi edukatif (Foto dok pri).
Fungsi rekreasi ini
saya pikir akan mampu dicapai oleh Pustaka Unsyiah.
Karena dari segi fasilitas gedung, ruang baca dan fasilitas komputer serta multimedia
( teknologi informasi, audio visual, dll) sudah nyaman dan refresentatif yang
membuat pengunjung betah. Desain ruangan dan interiornya juga sudah menarik dan
mendukung serta area free hotspot-nya
juga luas.
Taman bunga yang ada di luar Pustaka Unsyiah sebaiknya juga disertai air mancur, supaya lebih menarik dan fresh tentunya (Foto; dok pri).
Satu tambahan lagi, perpustakaan besar seperti Pustaka Unsyiah, alangkah baiknya jika menghadirkan taman dalam ruang baca. Kemudian taman bunga yang
ada diluar juga disertai air mancur. Kehadiran taman-taman ini yang juga dapat
berfungsi sebagai taman rekreasi bagi keluarga, saya yakin akan semakin membuat
pemustaka betah untuk melakukan berbagai aktivitas positif di perpustakaan Unsyiah.
***
Apa
yang saya utarakan di atas ditambah dengan dengan sedikit saran, maka saya
pikir tidak salah lagi jika dikatakan ’’Perpustakaan
Unsyiah Lebih Dari Sekedar Perpustakaan”
***
Referensi;
1. Siahaan, Sudirman. Strategi Meningkatkan Minat Baca. Jurnal
Teknodik, XI (22) Desember 2007: 169.
2. Sri Lestari. 2012. Menciptakan Perpustakaan Sebagai Tempat
Rekreasi. blogtarium-suka. Blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 1
April 2017.
3. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
4. Undang-undang
Republik Indonesia No.43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan. Jakarta, Presiden Republik Indonesia.
banyak perubahan yang dilakukan oleh pustaka unsyiah .. bagus tulisan nya semoga tulisan nya bisa memberikan yang terbaik buat pustaka jantong hate rakyat aceh .. singgah juga ya di rumah saya www.yellsaints.com ne tulisan nya http://www.yellsaints.com/2017/04/more-than-just-library-berbanding.html
BalasHapusIya, Pustaka Unsyiah terus berubah dan berbenah seiring kemajuan zaman. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusBanyak banget yaa perubahannya, aku juga sampai takjub
BalasHapusWah! kita-kita sama-sama takjub ya!
Hapus