Bersama Aetra, Selamatkan Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan.


Air merupakan material pokok bagi semua makhluk hidup. Manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan termasuk jasad renik yang hidup di bumi tentu sangat membutuhkan air untuk berbagai aspek kehidupannya. Sejalan dengan meningkatnya populasi manusia yang telah berjumlah 7 milyar pada saat ini, dan tersebar di berbagai benua dan negara, tentu akan semakin sulitnya mendapatkan pemenuhan air bersih sebagai air baku air minum termasuk Indonesia. Saat ini diperkirakan sekitar 2,5 milyar penduduk bumi kehilangan akses air bersih. Dari jumlah sebanyak itu sebagian besar bertinggal di negara-negara berkembang dan negara-negara miskin terbelakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang banyak dari penduduknya tidak memiliki akses air bersih untuk sanitasi yang layak. Sehingga untuk kegiatan MCK (mandi-cuci-kakus), banyak diantaranya yang terpaksa memanfaatkan air yang telah tercemar. The United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwasanya ada 72 juta penduduk Indonesia yang sama sekali tidak memiliki akses air bersih sebagai penunjang kegiatan primer seperti masak, minum dan MCK. Memang ada diantaranya yang mendapat pasokan air dari Perusahaan Air Minum (PAM) atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, di daerah perkotaaan sendiri air tanah telah tercemari limbah industri. Adapun di pedesaan, hulu sungai mengalami kerusakan akibat perladangan liar dan cara bertani yang salah, membuat sungai menyusut baik kuantitas maupun kualitas airnya.  Untuk itu, salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia pada dewasa ini dan di masa mendatang adalah semakin sulitnya mendapatkan ketersediaan air bersih baik dalam kuantitas maupun dalam kualitas tertentu pula. Walaupun jumlah air yang terdapat di bumi ini relatif tetap, namun kualitasnya cenderung turun dari waktu ke waktu. Di samping itu, distribusi air di muka bumi cenderung tidak merata karena telah terjadi perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global yang pada gilirannya akan menggangu mekanisme berlangsungnya siklus air.

Aetra sebagai salah satu perusahaan daerah air minum yang bergerak di bidang pelayanan air minum dan pelayanan kebutuhan air bersih di perkotaaan, terutama kota Jakarta menyadari akan arti pentingnya air bagi kehidupan dan penangganan permasalahan air di perkotaan, serta melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.

Gambar Bersama Aetra, Selamatkan Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan, sumber : http://www.slideshare.net/EscaLuine/aetra-indonesia-case-study

Aetra menggunakan air bersih perpipaan akan bertanggung jawab mengelola, mengoperasikan, memelihara serta melakukan investasi untuk mengoptimalkan, menambah dan meningkatkan pelayanan air bersih perpipaan di wilayah operasional Aetra. Aetra akan menjamin ketersediaan air baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Oleh sebab itu Aetra juga melakukan kerja sama operasi dan kerjasama manajemen dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan PDAM untuk semakin meningkatkan dan menjamin pelayanan air bersih kepada masyarakat terutama yang di perkotaan Jakarta serta mencukupi ketersediaan air guna memenuhi kelangsungan hidup masyarakat di perkotaan. Besar cakupan layanan Aetra tentu akan berfluktuasi terus, dan untuk maksud dapat memenuhi target tingkat pelayanan air bersih sesuai program Millennium Development Goals (MDG’s) sebesar minimal 80 % di tahun 2015, maka Aetra harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan penduduk kota Jakarta sebesar 1,1 % per tahun (2010 s/d 2015) dan prediksi pertumbuhan penduduk Kota Jakarta sebesar 1,5 % (2010 s/d 2015). Rencana pengembangan kota Jakarta tentu akan berimplikasi dan berpengaruh terhadap program pengembangan wilayah pelayanan air minum dan penyediaan air bersih oleh Aetra. Seperti rencana pengembangan pemukiman dan industri yang hampir di  seluruh wilayah Jakarta tentu akan mengakibatkan permintaan kebutuhan air bersih.

Ketersediaan dan jaminan pasokan air baku untuk Aetra dan PDAM ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: fluktuasi debit air permukaan sungai yang diandalkan sebagai sumber air baku, ketersediaan debit yang memadai dari sumber mata air serta air tanah. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk di daerah resapan, terjadi konservasi atau alih fungsi lahan untuk pemukiman. Selain konversi tata guna lahan yang bersifat alami, terdapat peningkatan nyata alih fungsi lahan di daerah resapan air untuk keperluan investasi skala besar (> 1000 ha/blok) yang akan meningkatkan run-off dan menurunkan laju resapan air. Jika alih fungsi lahan ini tidak dikelola sebagaimana seharusnya dalam kerangka konservasi sumber daya air yang berwawasan lingkungan, akan berdampak negatif bagi ketersediaan sumber air baku Aetra dan PDAM secara signifikan dan sekaligus meningkatkan ancaman banjir terhadap kota Jakarta. Selain itu, cukup tingginya pencemaran air oleh limbah baik limbah padat dan cair di sungai-sungai di Jakarta tentu juga menyebabkan kualitas air sebagai sumber air baku Aetra akan menurun. Hal ini berakibat pada meningkatnya biaya pengolahan air baku untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Adapun tindakan yang perlu dilakukan ke depan untuk meminimalkan dampak kegiatan yang mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas sumber air baku adalah:
1.     Upaya rehabilitasi lahan untuk daerah tangkapan air dan kawasan hulu-hulu sungai yang ada di Jakarta.
2.     Kampanye meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga hutan, kawasan terbuka hijau dan rehabilitasi lahan kritis serta untuk memberantas kegiatan pengambilan humus yang sangat merugikan dan menyebabkan erosi dan sedimentasi.
3.     Penguatan lembaga kemasyarakatan melalui capacity building dan pedampingan.
4.     Melakukan intervensi kebijakan dan mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akuntabilitas serta mengeluarkan kebijakan yang berpihak terhadap kelestarian sumber daya air.
5.     Membantu penguatan kapasitas bagi lembaga-lembaga yang berkepentingan terhadap pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.

Tindakan-tindakan mengurangi pencemaran seperti di atas harus menjadi fokus bersama dalam metode pengelolaan kuantitas dan kualitas air serta penyelamatan air tanah Jakarta secara berkelanjutan, semoga.
Sumber: https://www.facebook.com/AetraJKT?fref=ts


Komentar

  1. aritkel ini bisa menjadi langkah yg bijak dalam penyelamatan air tanah di ibu kota secara berkelanjutan, good luck.

    BalasHapus
  2. Artikel yg bagus dalam langkah penghematan air.

    BalasHapus
  3. Mantap, dlam langkah penghematan air.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengelolaan Hutan di Kawasan Ekosistem Leuser, Antara Kenyataan, Harapan dan Langkah Penting

Aetra Save Our Water For The Next Generation

Visit Tidore Island - Destinasi yang Cocok Saat Liburan Sekolah dan Bagi yang Patah Hati